maritimkliknews.com Sosok Lisa Cancer adalah alumni menwa UI beliau, Lisda merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG). Meski seorang dokter, ia ‘akrab’ dengan mayat. Faktanya, dia tidak segan-segan tinggal di kamar mayat. Siapa tahu, ia bergabung di tim forensik Polri tak kurang dari 7 tahun.
Kepala Odontologi Forensik (2003)
Tim identifikasi jenazah dr Azhari dalam kasus Bom Bali 2 (2005)
Kasus bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta, Nurdin M Top dan Dulmatin.
Kasus teroris di Ciputat, dan kasus bom di Surabaya.
Komisaris Utama (2018)
Kepala Divisi Korban Bencana (2018)
Kadiv DVI Polri (2018)
Meski berkali-kali meninggalkan keluarganya karena suatu masalah, namun keluarganya selalu mendukungnya. Terkadang si kecil protes saat Lisda harus fokus menangani kasus besar yang harus diselesaikan dalam beberapa hari. ” Tapi kebanyakan dari mereka mendukung saya. Apalagi mereka tahu bahwa kasus yang mereka tangani adalah kasus besar yang menjadi berita utama di stasiun televisi tersebut, ” jelas istri Sony Setiawan itu. Menjadi seorang ahli forensik Polri yang dituntut bekerja secara profesional sekaligus seorang ibu 
yang harus mengasuh anak-anaknya tentu tidak mudah. Namun hal ini tidak menjadi masalah bagi Lisda. Kuncinya hanya satu: fokus. Jika mereka bekerja, mereka akan fokus, fokus pada pekerjaannya. Namun jika di rumah, Lisda akan fokus bekerja layaknya seorang ibu.
Meski waktu di rumah terkadang tidak banyak, namun Lisda tidak menjadi masalah. Karena baginya itu adalah kualitas. Tidak sedikit tetapi berkualitas lebih baik daripada banyak waktu tetapi tidak berkualitas.
Menurutnya, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Ada perempuan yang tidak bisa bekerja tapi anaknya tetap terurus. Meski banyak ibu yang bekerja tapi anaknya tetap sukses. Yang penting bagaimana memberi pengertian pada keluarga, terutama anak-anak, “katanya
Selamat berkarya dan mengabdi Lisda…
sumber : dari berbagai sumber
